Bagiku ketika dalam suatu waktu berada
dalam sebuah kesenangan dan segala pencapaian yang merupakan satu dari sekian
banyak impian, adalah menjadikanku begitu terikat dan sulit dilupakan. Begitu
banyak yang ditawarkan padaku, sungguh sangat berwarna dan membuai, namun
rayuannya tidak pernah melebihi luasnya dunia ini. Apa yang telah kubayangkan
terkadang membuatku terjebak dan membuatku semakin tenggelam di dalamnya, dan
hal itu tentu saja menjadikanku tak ingin melupakannya hingga dimanapun aku
berada bisikan dan rayuannya selalu terngiang, dan aku tak menginginkan
segalanya tercerai berai, aku ingin semuanya tetap utuh dan menjadi satu.
Segalanya jika sudah pada waktunya akan
selalu menghampiri dan dengan tangan yang terbuka akan selalu kujelang, apa
yang akan kuterima nanti bukanlah masalah besar, karena masih ada angin yang
selalu siap menghentikan kesejukannya di saat mataku memerah dan telingaku
memanas. Aku sama sekali tidak tahu tentang putaran waktu, karena samua itu
gelap, semua itu aku jalani dengan menebarkan tawa keriangan dan membiarkan
mata ini terpejam memandangi detik demi detik gelombang suara yang masih
berpencar hingga akhirnya menjadi satu.
Tekanan yang menyerang pikiran dari
berbagai arah adalah semakin keras, mengeras, dan sekeras-kerasnya, akar yang
menancap dan menghujam kedalam tanah lebih beruntung jika suara angin yang
menyerang. Pikiranku yang lemah terus menerus diajak berpikir bagaimana agar
tidak mudah dipaksa dalam ajakan sekumpulan kerikil yang setiap saat dapat
berubah menjadi penghalang laju angin yang menyisir hamparan pasir sisa jejakku
yang tertinggal. Angin di siang hari lebih keras daripada angin malam, selalu
saja menghembuskan remah-remah suara yang tak pernah terlihat, hening namun tetap
terasa, terus menerus menjurus menelusup mengajakku untuk selau bersama-sama,
menunggu apa saja yang bisa kutunggu dengan syarat tanpa merusak apa saja yang
terlintas. Hingga tiba saat semua menjadi satu.
Aku dan mungkin kalian tidak akan pernah
lelah menunggu, lagi dan lgi tertuju pada sebuah nama, yaitu waktu, semuanya
membutuhkan perenungan yang lebih dalam untuk menentukan tempat yang pantas dan
titik seluas-luasnya dalam melihat cahaya mentari yang berpencar dan
berbinar-binar, terang seterang-terangnya terpampang indah dihadapan mata dan
segera waktu akan kujelang. Diatas bentangan langit dan awan yang berlari
beraturan. Aku bahagia berbenturan dengan segala kenyataan masa depan yang
menghapus segala kenangan. Seandainya tak pernah berujung pada masalah yang
selalu pasti – adalah kesedihan. Mengakar dibakar segala marah dan cemburu yang
tak pernah tiba untuk meminta surut, damailah dan mimpi pun usai – berakhir
sudah.
Kekacauan akibat dari banyaknya kekerasan
dari bayang-bayang yang berbicara penuh dengan alasan, pandangan-pandangan
saling bertolak belakang dan bertentangan telah banyak memberikan kecemburuan
dan ruang yang semakin berjarak dan rasa yang makin mengeras dan semakin sulit
untuk goyah. Segala kegundahan yang menyebar telah memberikan jalan bagi
segenap rasa yang menginginkan punahnya cemburu dan hancurnya benci. Aku dan
mungkin akan bersama-sama mencari dan mengikuti kerasnya suara angin dan
mentari. Semua tidak mudah, karena apa yang terjadi adalah dari apa yang kita
ucapkan dan kita tempuh. Langit yang semakin membiru akankah semakin mudah aku
jangkau? Aku tak mungkin sendiri, aku ingin bersama-sama menyelaminya, karena
aku tahu setelah biru pasti akan menjadi kelabu atau mendung, dan semua itu ada
saatnya, tidak perlu memaksa dan jika masih berat bersama tidak perlu risau
jika nanti bersama malah menjadi luka. Janganlah kebersamaan menjadi begitu
terasa asing karena tak pernah menemukan titik yang sangat bersih dari jauh dan
dari segala konflik yang kadang tak mengenal kisah-kisah dibalik penantian
penuh kepastian. Aku ingin saatnya nanti semua dapat membuka mata dan hatinya
lebih dalam dan lebih mudah menerima segala kenyataan yang telah tersemai di
alam ini, hingga nanti akan menjadi satu, menjadi nyata dan satu, dan nyata.
dari sebuah lagu
milik Pure Saturday
SAATNYA NANTI.