22 Oktober 2018

Karyawan


Kalau ngomongin dunia karyawan ya pasti saya gak bosen, karena saya juga sekarang masih berperan sebagai karyawan, dan untuk saat ini saya belum mau nulis tentang dunia bisnis kaya Rex Marindo karena pengalaman di dunia bisnisnya masih cetek masih harus terus nambah ilmunya lagi, hehe. Ok sebagai karyawan sekarang saya berposisi sebagai GM...wow jangan pikir saya seorang General Manager ya, saya ini sama kok sama karyawan lainnya punya posisi GM..Gajian Man...hehehe bener kan? Orang dengan gaji bulanan, hehe..tapi tetap syukuri Alhamdulillah, karena sebesar apapun gajinya kalau gak bersyukur tetep aja gak berkah.

Sebagai sesama karyawan pastinya sedikit banyak punya berbagai kisah, lika liku dan pahit getir yang sama, kaya disuruh ini itu sama atasan apalagi nyuruh yang kerjaannya bukan kerjaan kita, belum lagi ditegur sama atasan padahal kita udah jalanin kerjaan sesuai instruksi, belum lagi harus kepaksa lembur padahal kita ada keperluan lain, duh kalau keseringan kaya gitu dalam hati kecil ingin rasanya besok resign, iya kan? Hehe...tapi pada saat yang sama juga hati ini bertentangan, dan pada akhirnya kembali berdamai bahwa kenyataannya jangan cepat cepat buat resign, banyak yang harus dipikirkan lebih dulu. Kalau yang masih bujang gampang gampang aja sih buat resign tanpa pikir panjang dulu, nah buat yang udah berkeluarga mungkin akan berpikir keras sebelum memutuskan buat resign, karena pekerjaan yang ada saat ini sebagai penopang nafkah keluarga, jadi yang dikorbankan sebenarnya apa? Perasaan...hehe,,yaa perasaan kalau pekerjaan ini cocok ga cocok tetep harus dijalani, nyaman ga nyaman tetep harus dinikmati, demi keluarga...namun buat saya yang juga udah berkeluarga, terkadang punya pikiran "mau sampai kapan ya kerja disini?" okey itu berarti saya harus segera merancangnya. Jadi kepikiran terus buat segera punya usaha yang bener... Hehe

*ditulis dikantor setelah makan siang dan lagi hujan.

16 Oktober 2018

Marketing Capuccino

Cie ciee judul tulisannya kaya kenal, kaya pernah liat dimana gitu ya, atau memang ada yang belum tau judul itu diambil dari mana? Ok buat yang udah tau kalem aja ya, hehe. Buat yang belum tau saya mau ngasih tau nih, kalau judul tulisan saya itu diambil atau tepatnya terinspirasi dari blog nya seorang pebisnis, pengusaha, usahawan, businessman, entreupreneur atau apapun itulah sebutannya, yang saya lihat do'i cukup sukses dan masih muda pula. Tau gak sama tempat makan namanya Warunk Upnormal? Cabangnya udah banyak, Wiss Khususnya yang ada di Bandung siapa sih yang gak kenal sama tempat ini, nah judul tulisan ini diambil dari blog pribadinya beliau, namanya Rex Marindo.

Okey akan saya luruskan dulu niat dan tujuan saya nulis kaya gini, pertama : apa yang saya tulis ini bukan untuk menjadi motivator bisnis, kedua : ini cuma curhatan saya yang kagum aja sama kang Rex Marindo, terlebih lagi kagum setelah baca baca di blog nya yang lebih banyak curhatan tentang bisnis, hehe...tapi buka curhatan aja sih, ada juga tips tips dan rahasia rahasia yang ada dalam dunia bisnis. Jadi sekali lagi disini saya gak akan nulis tentang seluk beluk bisnis, walaupun saya sendiri sedang usaha kecil kecilan tapi rasanya belum bisa nulis bisnis kaya kang Rex Marindo.

Secara umumnya saya suka kagum kalau baca tulisan seseorang yang bisa menginspirasi, apalagi bisa menginspirasi buat diri sendiri, khususnya tulisan tulisan tentang dunia usaha, dan kebetulan juga saya cukup tertarik dengan dunia usaha berusaha. Setelah berjalan ikut grup grup whatsapp tentang bisnis, mulai dari bisnis konveksi sampai yang baru baru ini grup bisnis kuliner, by the way saya akhir akhir ini sedang melirik dan tertarik pada usaha kuliner, karena menurut saya bisnis kuliner itu cukup menjanjikan dibanding bisnis lainnya, ya pokonya keliatannya asik lah...keliatannya yaa.. Haha, maka bergabunglah saya di grup bisnis kuliner itu karena dengan maksud saya ingin mencari ilmunya dulu, ingin tau awalnya seperti apa, memulainya seperti apa pokonya A sampai Z nya lah, karena saya selalu ingat sama sebuah kalimat yang maknanya mendalam, terutama dari sisi agama atau secara syari'at Berilmu sebelum Berdagang, intinya bagaimana berilmu sebelum berdagang secara syari'at Islam dan sesuai apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Rosululloh Sholallohu 'Alaihiwasalam. Ya singkat cerita lalu admin grup bisnis kuliner itu itu membagikan link yang mengarahkan ke sebuah blog dengan judul tulisan kurang lebih seperti ini : 10 Golden Rules dalam Bisnis Kuliner,  ketika membacanya dalam hati saya "Wah ini nih satu lagi ilmu yang penting banget nih, sesuai sama apa yang saya butuhin,,,ilmu ilmu dan ilmu...kalau udah dapet ilmunya modal mah ngikutin...hehe, bayangin ternyata cuma 10 loh aturan yang harus dipegang dan dijalanin dalam bisnis kuliner, makin penasaran akhirnya saya klik link itu.

Singkat cerita tulisan di blog itu sudah saya baca, dengan gaya bahasa yang enak dibaca, gak berat dan cara menulis yang mengalir namun powerfull bikin saya suka sama blog itu, lalu balik ke grup wa ternyata udah rame aja ngebahas itu blog siapa, dan si admin grup pun memberikan bocoran kalau blog itu milik bos nya Warunk Upnormal.... Wow!!! MasyaAlloh sekali...udah deh speechless dengernya, karenanya saya jadi teringat pernah dalam satu kesempatan sekitar pertengahan tahun 2017 dalam sebuah kajian namun dibentuk dengan format talkshow bertempat di Masjid Istiqomah, Bandung, acaranya cukup bagus dan menyita perhatian khususnya buat kalangan usahawan, kalau gak salah acaranya membahas tentang usaha yang bebas dari riba, keren ga tuh? Kereen pisaan...salah satu narasumbernya ya itu kang Rex Marindo itu, dari penjelasannya tentang seluk beluk bisnis, kiat kiatnya, sampai visi nya tentang dunia bisnis oke punya, makanya ketika baca tulisan di blognya pantesan aja sik asik dan anteng buat dibaca. Sekalipun saya suka nulis tapi kayanya gak sebagus apa yang ditulis sama Rex Marindo, karena apa yang saya baca semuanya bersumber dari berbagai pengalamannya di dunia bisnis dari nol banget sampai seperti sekarang ini ditambah sama kepribadiannya yang rendah hati, makin pol aja deh do'i... Hehe..Lah saya pengalaman bisnis juga masih gini gini aja, masih malu malu buat di share.. Hehe, dalam hati kecil pengen bikin tulisan tulisan kaya kang Rex Marindo, tapi masih belum pede mengingat kapasitas dan kondisi yang ada sekarang ini belum memungkinkan untuk menulis seperti itu. Tapi saya yakin suatu saat di mulai dari saat ini InsyaAlloh bisa bikin tulisan tulisan yang inspiratif seperti itu, pasti ga akan sama tapi minimal mendekati lah ya, karena ide ga akan pernah bisa ditiru dengan sama, jadii saya harus jualan apa nih yang cocok biar bisa buka cabang dimana mana kaya Warunk Upnormal? Hehe.

Ditulis berpindah pindah tempat sambil nyari mood buat nulisnya... Hehe

14 Oktober 2018

KOMENTATOR

Masih jadi pertanyaan buat saya sendiri, kenapa sih orang bisa berkomentar? Perlu ya mengomentari sesuatu? Apalagi mengomentari sesuatu yang gak perlu dikomentari, kayanya kalau tulisan ini kebaca sama ahli bahasa, pasti dikomentari juga nih, soalnya tatanan bahasanya kacau, mungkin yaa, tapi gak apa apa lah, bebaskeun!

Mungkin perlu penelitian lebih lanjut, yang pasti ditelitinya bukan sama saya yah, akumah apa atuh, penelitian dan riset itu butuh biaya yang besar you know apalagi ini untuk meneliti sisi lain manusia, yaitu mengenai komentar, pengajuan proposal penelitiannya bisa sampai berapa M tuh?. Jadi yang ingin saya ketahui sebenernya orang mengomentari orang lain itu apakah sebuah kebiasaan, sifat atau memang software yang sudah ter-install dari sananya? Saya sering denger seseorang ngeluh ke temennya "uh dasar kamu mah, apa apa dikomentarin" , kebayang kan kalau udah apa apa dikomentarin, liat baju orang warna nya ga matching dikomen, pesen makan terus makanannya ga sesuai sama foto yang ada dibuku menu langsung dikomen malah di komplen, ujung ujungnya minta diskon atau gratis sekalian *boke mah boke ajah meureun gak usah nyari nyari alesan buat dapet diskon atau gratisan, liat rambut orang gondrong dikomen padahal sendirinya plontos, pokonya apa apa dikomentar deh, kebayang cape kan jadi orang yang suka komentar ini itu, cape otak, perasaan dan mulut, kalau terlalu sering ngomentarin dan udah jadi kebiasaan rutin, jatuhnya jadi ke iri, dengki, ghibah, gossip dan segala penyakit hati lainnya, mungkin? Mungkin aja.

Kecuali Rendra Sudjono, kalau do'i memang profesinya sebagai komentator jadi ga usah kita komentarin lagi, ngapain juga ngomentarin orang yang kerjaannya komentator, apalagi komentator sepakbola, di komentar balik baru tau rasa...hehehe, udah lah daripada saling komen, mending kita saling berbagi rezeki, tapi tanpa dikomentari juga ya.. Hehe.


Ditulis diruang tamu sebelum pergi kerja