18 Oktober 2009

BANGA

Seluruh ruangan yang berada dalam rumahku ini sudah terasa sempit dan pengap, begitu juga dengan halaman rumah ini, rumputnya sudah kering semua dan tampak labih kecil dari sebelumnya. Entahlah mungkin itu hanya perasaanku saja, dan mungkin juga hanya imajinasiku yang sudah lama tidak berkembang. Saat ini aku sedang ingin menjauh dari hiruk pikuk di luaran sana, dari saling hina, saling mencaci maki, saling mencurigai dan saling mengintimidasi. Bukan aku tidak peduli, tapi aku hanya ingin sesekali menikmati sunyi dalam rumahku ini, tapi bila aku diminta untuk bersimpati maka aku akan bersimpati, dan bila aku diminta untuk sedikit berempati maka aku pun akan berempati. Bagaimanapun, walau aku ini seperti penyendiri, aku ini masih punya hati. Dan selain menikmati sunyi, penarikan diriku dari luar sana karena aku tidak ingin dengan terpaksa saling menyakiti satu sama lain. Apa yang sedang berkecamuk, berkecamuklah hingga benar-benar reda, dan aku akan mengamati dan mencermati dari balik jendela rumahku ini. Mungkin akan terasa lama untuk menunggu semuanya menjadi cerah, dan tak ada cara yang lebih tepat lagi untuk mengisi seluruh ruangan rumah ini selain dengan kepulan asap, asap itu tidak lain adalah asap yang bisa kunikmati dalam jangka waktu yang cukup lama – asap rokok.

Tak ada juga kabar dari luar sana, aku mulai menyulut rokok dan kukepulkan asapnya terus dan terus tanpa henti dan tak terbendung hingga memenuhi setiap sudut ruangan rumah ini dan menjadikannya buram, seburam kabut menyelimuti pagi hari. Mulutku ini benar-benar seperti cerobong asap dari lokomotif yang berjalan tanpa henti hingga stasiun pemberhentian. Semakin lama asapnya semakin menggumpal di udara, bergulung-gulung dihadapanku seperti enggan meninggalkanku dari rumah sunyi ini. Tapi biarlah mereka pun punya kehendak, enggan meninggalkan rumahku ini karena mungkin dirasa lebih damai dari pada pergi berlalu keluar sana tapi menemui segala kekacau balauan dan ketidak aturan. Namun semakin lama aku semakin tidak bisa menahan kawanan asap yang kukeluarkan ini, belum lagi rokok yang aku hisap ini belum habis, baru setengahnya yang aku habiskan. Dan sedikit demi sedikit dadaku ini mulai merasa sesak dan sepertinya pengap. Tapi sekali lagi kesunyian dan damainya rumahku ini membuatku dapat bertahan lebih lama lagi. Ah aku terus nikmati saja semua ini selagi aku mampu, selagi kekacauan di luar sana belum merangsek masuk kedalam rumahku. Lagi pula aku seperti baru tersadar kalau asap-asap yang memenuhi ruangan rumahku ini tampak indah dan lama kelamaan semakin indah. Sadar akan hal itu, aku semakin bersemangat menghisap rokokku untuk mengeluarkan asap-asap yang lebih indah dan enak dipandang lagi, walaupun dada ini semakin sesak dan pengap. Lama kupandangi keindahan asap-asap itu, sesuatu yang mengganggu mulai terasa di salah satu organ tubuhku tepatnya pada kedua bola mataku, terasa begitu perih dan aku mengira-ngira kalau mataku ini mulai memerah.

Ah gangguan-gangguan ini mulai mengacaukanku, tapi aku tidak akan terpengaruh dan terprovokasi dan tidak akan peduli dengan dada yang sesak, pengap dan mata yang sakit ini. Rokokku juga sepertinya akan segera habis dan panasnya sudah terasa di jari telunjuk dan jari tengahku yang tak pernah lepas mendampingi dan menjepit rokok. Aku juga yakin jika aku berada diluar rumah dengan keadaan seperti ini, setiap orang akan mengerti kalau aku baru selesai merokok dan kesakitan sehabis merokok. Terlebih lagi mereka-mereka itu akan mengira kesakitanku ini akibat dari aku terlalu lama menyendiri dalam kesunyian rumah sendiri.

Hina, silahkan untuk menghina, karena waktu tidak akan pernah berhenti oleh berbagai bentuk hinaan, maka aku pun akan seperti waktu yang terus berjalan, kemudian berteriaklah di kanan dan kiri telingaku, teriakan segala kaluh kesah dan hinaan, hingga aku yang seperti waktu benar-benar merasa terusik oleh segalanya. Tapi akan aku biarkan sebebas-bebasnya hingga benar-benar puas dan telingaku menjadi panas.

“biarkan mereka mengganggu kita…akhirnya pasti mati.”

RAPAT TUSUK GIGI

Bukannya mau sombong, tapi ini memang kenyataan. Setiap pagi sebelum berangkat kemana-mana, saya selalu menyempatkan untuk itu apa namanya membersihkan seisi rumah, ya benar menyapu. Maksudnya ya biar terlihat sedikit sibuk saja dirumah sambil sekalian berpartisipasi dalam rangka menyelenggarakan rumah yang bersih dan sehat. Karena kebetulan dirumah saya juga tidak ada pembantu, soalnya saya suka ada semacam rasa tidak tega mengajak orang untuk membantu saya, apalagi untuk membersihkan rumah dan isinya, maksudnya perabotan yang ada di rumah, bukan manusia nya juga yang ikut dibersihkan. Sehabis membersihkan dan beres-beres seisi rumah, kalau ada baju-baju yang memerlukan untuk dicuci maka saya sempatkan untuk mencucinya, dan sekali lagi saya mencucinya sendiri tidak pernah sedikit pun terlintas dalam pikiran saya untuk memberikannya pada si bibi tukang cuci, karena sekali lagi alasan saya karena suka tidak tega menyuruh orang untuk mencucikan baju-baju saya apalagi kalau ada underwear nya, pasti saya akan merasa lebih malu lagi, soalnya takut sama si bibi nya dibilangin sama anaknya yang perempuan yang suka sama saya, nanti teh sama si bibinya dibilangin begini sama anaknya

“ …neng ini nih celana dalamnya si encep yang kamu traktir teh kalau mau tau mah.” Maksud si bibi mah taksir. Taksir itu mungkin semacam kecengan lah. Tuh kan kalau memang begitu kejadiannya, mau ditaruh dimana muka saya? pasti kamu juga tidak akan tahu, kenal aja belum sama anaknya si bibi tapi udah ketahuan duluan dalemannya.

Dari seringnya menyapu lantai, karena tidak mungkin saya menyapu lapangan sepakbola, saya tahu banyak apa saja biasanya kotoran yang terdapat di lantai rumah saya itu, kalau harus disebutkan satu-satu sepertinya akan tidak mungkin karena akan panjang sekali dan saya juga malas untuk menuliskannya, mungkin juga kalau saya menuliskan kotoran apa saja yang ada dirumah saya saat saya membersihkannya nanti malah mengotori halaman kertas yang saya tulis ini. Jadi maaf kan saya yang tidak mau terbuka dan transparan mengenai masalah ini karena ini sudah menjadi semacam rahasia keluarga jadi tidak bisa diganggu gugat. Tapi ya sudahlah kalau tetap memaksa akan saya kasih tahu….goreng, jadi salah satu kotoran yang sering saya sapukan adalah debu!.

Tapi belakangan ada kotoran yang tidak lazim yang saya temukan setiap kali saya menyapu lantai, tepatnya setiap hari, kotoran tidak lazim itu tidak lain dan tidak bukan adalah potongan tusuk gigi, aneh ini benar benar aneh, karena baru kali ini ada yang meletakkan tusuk gigi begitu saja di lantai. Kemudian saya pun menjadi curiga dibuatnya, menerka-nerka siapa pelakunya. Hingga sempat terpikir oleh saya, bagaimana kalau saya bikin sayembara siapa yang bisa menemukan orangnya yang suka buang tusuk gigi, dan bila ada yang menemukannya maka akan saya beri ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya dan tidak akan saya lupakan kebaikannya, dan akan saya anggap sebagai teman, kalau yang berhasil menemukannya seorang perempuan akan saya anggap sebagai teman sedikit mesra, tapi kalau yang berhasil menemukannya pria akan saya anggap teman saja. Tapi pada akhirnya saya pun sadar dan yakin kalau sayembara dengan hadiah seperti itu tidak akan ada peminatnya sama sekali.

Tapi tidak lama kemudian ide brilian saya pun muncul, bagaimana kalau saya mengadakan rapat, ya rapat dengan seluruh anggota keluarga untuk mencari tahu siapa sebenarnya yang suka menyimpan potongan tusuk gigi dimana saja itu. Lalu saya pun membuat surat undangan rapat untuk seluruh anggota keluarga, bapak, ibu, kakak, dan adik saya. Surat udangannya tidak jauh berbeda dengan surat undangan yang sering bapak saya terima dari ketua RW untuk rapat kantor RW. Lalu semua surat undangan itu saya simpan di meja kerja bapak saya, maksudnya supaya orang-orang yang namanya tercantum disurat itu yang mengambilnya sendiri. Yang pertama kali mengambil surat itu adalah bapak kemudian disusul oleh ibu, terus oleh kakak, dan yang terakhir sudah pasti adik saya, tidak mungkin tetangga saya, karena tetangga saya tidak saya undang soalnya sedang sibuk menyiapkan hajatan pernikahan anaknya. Saya sengaja menetapkan hari untuk rapatnya adalah hari sabtu tepatnya jam sembilan malam. Karena biasanya pada hari sabtu semua orang tidak kemana-mana. Sebenernya hari-hari biasa juga saat malam hari memang semua orang tidak kemana-mana. Ya biarkan saja itung-itung mengisi malam minggu. Terus kenapa waktunya harus jam sembilan malam? Ya terserah saya dong, saya yang buat undangannya.

“wah ada rapat apa ini, ko rapatnya aneh, rapat tusuk gigi” kata bapak saya saat pertama kali membaca isi surat undangannya sambil geleng-geleng kepala.

“iya nih pah, rapatnya ko tusuk gigi ya.” Lanjut ibu saya yang baru saja pulang bersama bapak saya.

Lalu adik saya yang baru saja pulang kuliah langsung menyambar surat undangan yang ada dimeja kerja bapak saya.

“euh ieu teh naon sih, rapat araraneh kieu.” Maksud adik saya aduh apaan sih ini, rapat ko aneh begini. Sambil ketawa-ketawa.

“naon ieu teh aya rapat tusuk gigi sagala?” disusul kakak saya yang baru pulang dari berkemah di gunung puntang. Artinya apa sih ini ada rapat tusuk gigi segala? Semuanya pun berpikiran sama kalau semua ini pasti perbuatan saya.

Singkat cerita hari sabtu jam Sembilan malam sudah tiba, wah benar saja seluruh anggota keluarga sudah pada nunggu di ruang keluarga, hebat pikir saya kompak sekali padahal surat undangan itu tidak terlalu serius tapi semuanya kelihatannya sudah punya niat untuk mengikuti acara rapat tersebut. Apalagi bapak dan ibu saya sengaja pakai batik yang baru saja selesai dijahit oleh Mang Endin tukang jahit langgana keluarga saya. Sayapun langsung bergabung dalam kumpulan itu, dan tanpa basa-basi lagi saya langsung membuka rapat dengan do’a dan kata-kata sambutan, kemudian langsung pada isi materi rapat.

“bapak, ibu dan saudara-saudara sekalian, maksud saya mengadakan rapat ini adalah untuk membahas dan mempertanyakan mengenai tusuk gigi yang akhir-akhir ini sering saya temui di berbagai tempat, maka dari itu sebagai pelaksana kebersihan di rumah ini saya ingin bertanya kepada bapak, ibu dan saudara sekalian barangkali ada diantara hadirin yang hadir disini yang mengetahui siapa sebenarnya yang selalu menyimpan tusuk gigi itu?.”

Bapak, ibu, kakak dan adik saya semuanya saling berpandangan satu sama lain tanda merasa bingung dengan pernyataan saya itu, lalu tidak lama mereka serentak menggelengkan kepalanya tanda tidak mengetahui siapa yang selalu menyimpan tusuk gigi disembarang tempat itu. Karena tidak ada yang mengetahui dan mengaku perihal tersebut maka saya pun langsung menutup rapat dengan do’a dan membubarkan acara rapat yang berlangsung tidak lebih dari lima belas menit itu, dan setelah semuanya bubar dari ruang keluarga saya pun hanya duduk di sofa sendiri sambil berpikir-pikir lagi cara apa yang tepat untuk mengetahui siapa sebenarnya yang suka menyimpan tusuk gigi itu. Tiba-tiba saja bapak saya balik lagi ke ruang keluarga dan duduk disebelah saya.

“yang buang tusuk gigi itu sebenarnya bapak nak, hanya tadi bapak malu saja buat ngaku, gengsi dong masa orang gagah kaya bapak kerjaannya buang tusuk gigi sembarangan, tapi jangan bilang-bilang sama yang lain ya.” Ucap bapak saya santai, saya sedikit kaget dengan pernyataan bapak saya itu.

“oh jadi bapak ya yang suka buang tusuk gigi sembarangan itu?”

“iya bapak cuma lupa aja, tapi itu juga nggak sering ko cuma sesekali saja.”

“iya tidak apa-apa pak, saya juga baru inget kalau yang sebagiannya lagi adalah saya yang suka membuangnya.”

09 Oktober 2009

CERITA DARI LAUNCHING TIM PERSIB


Tim Persib Bandung selalu menjadi pusat perhatian, terutama bagi para bobotoh dan para pecintanya, itulah yang terjadi pada hari Kamis (08/10), kira-kira sekitar pukul 10.00 WIB dimana cuaca sudah mulai cukup panas oleh terik matahari, namun hal itu tidak menjadi halangan bagi para bobotoh untuk datang pada acara yang kesekian kalinya selalu diselenggarakan oleh Persib yaitu Launching Tim Persib untuk Liga Super Indonesia (LSI) musim 2009/2010, yang bertempat di Stadion Persib jalan Ahmad Yani Bandung.

Bukan hanya itu, para bobotoh yang hampir sekian menit berdatangan memasuki stadion Persib mulai menyemut ditengah-tengah lapangan dimana sudah berdiri pula sebuah panggung yang cukup besar yang menghadap ke arah pintu gerbang masuk, bukan hanya ditengah-tengah lapangan akan tetapi tribun-tribun di pinggir lapangan baik yang ada di bawah maupun yang berada di atas, sedikit demi sedikit mulai dipenuhi oleh para bobotoh.

Ditengah-tengah teriknya sinar matahari, dari atas panggung para bobotoh disuguhi sajian musik dari kelompok Tataloe Percussion yang menghibur dan cukup memberikan semangat pada pagi hari itu. Selesai menikmati suguhan musik acara dilanjutkan oleh atraksi terjun payung dari TNI AU, sambil menunggu para penerjun payung itu beraksi dan untuk mengisi waktu yang kosong, Wanda dan Elmi Urban yang menjadi host pada saat itu dengan mengenakan batik sesekali menghibur bobotoh dengan banyolan-banyolannya, hingga akhirnya mereka berdua pun kehabisan kata-kata dan bingung untuk berbicara apalagi.

Sekian lama menunggu dan cuaca pun sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi mendung akhirnya suara dari sebuah pesawat yang dikabarkan terbang dari Halim Perdanakusumah yang juga mengangkut para penerjun payung mulai terdengar dan setiap orang yang berada di tempat itu menengadah memandangi ke arah atas ke langit biru yang bercampur mendung.

Dan benar saja, setelah beberapa saat pesawat itu berputar-putar, pesawat itu kemudian mengeluarkan beberapa orang penerjun payung yang disambut riuh oleh yang menyaksikannya, beberapa menit melayang-layang diudara tim pertama penerjun payung itu pun berhasil mendarat sesuai target pendaratan yang berada disisi kiri dan sisi kanan panggung yang sudah dikosongkan terlebih dahulu. Namun pada saat tim kedua mulai terjun, semua orang dikejutkan dan dibuat kaget ketika seorang penerjun melenceng dari target pendaratan, bahkan keluar dari area stadion Persib, namun beruntung penerjun tersebut tidak mengalami apa-apa dan tidak lama kemudian penerjun tersebut memasuki stadion dan disambut cukup meriah oleh bobotoh, atraksi terjun payung ternyata masih berlanjut oleh tim ketiga, dan semuanya dapat mendarat dengan baik dan sempurna.

Haripun semakin siang, namun mendung sudah menutupi langit yang semula biru, tapi semua yang hadir di tempat itu tidak beranjak seraya menunggu acara utama yaitu Launching Tim Persib itu sendiri. Acara pun di lanjutkan dengan kata sambutan dan orasi dari Manajer Tim H. Umuh Muchtar, dilanjutkan oleh Walikota Dada Rosada dan ditutup oleh Wakil Gubernur Dede Yusuf yang pada saat yang bersamaan pula hujan yang cukup deras mulai turun, sebagian bobotoh pun ada yang berteduh dan sebagian lagi ada yang memilih untuk berbasah-basah tidak terkecuali Panglima Viking Ayi Beutik yang saat itu juga terlihat basah kuyup. Karena hujan yang semakin deras listrik pun sempat padam, hal itu ditandai oleh tenda operator sound system yang roboh namun tidak terlalu parah. Sambil menunggu listrik kembali menyala seorang Yana Bool tidak lantas kehilangan akal yang pada saat itu kebetulan berada diatas panggung langsung memandu para bobotoh yang tampak basah untuk menyanyikan lagu Halo-halo Bandung dan yel-yel Persib lainnya.

Sekitar 30 menit listrik akhirnya dapat menyala kembali dan tanpa basa basi lagi duo host Wanda dan Elmi Urban langsung mengumumkan acara selanjutnya yang tidak lain adalah acara utama yaitu Launching Tim Persib LSI musim 2009/2010, para penonton atau bobotoh kemudian bersorak sorai dengan semangat. Dari mess Persib yang berada disebelah kanan stadion para pemain Persib satu persatu mulai keluar menuju panggung untuk kemudian diperkenalkan kepada para bobotoh yang sudah cukup lama menunggu saat-saat tersebut. Yang pertama kali maju kedepan panggung yaitu Cecep Supriatna, dulanjut oleh Dedi Maryanto, Nova Arianto, Wildansyah, Aji Nurpijal, Chandra Yusuf, Edi Hafid Murtado, Christian Rene Martinez, Gilang Angga, Irwan Wijasmara, Muladi, Atep, Cucu Hidayat, Haryono, Airlangga Sucipto, Budi Sudarsono, Hilton Moriera, Christian Gonzales, Maman Abdurrahman, Kosin (tidak hadir), Eka Ramdhani, Jaya Hartono, Eobby Darwis, Yusuf Bachtiar, Anwar Sanusi, H. Umuh Muchtar, Farhan dst…

Setelah launching berakhir yang sebenarnya acara masih belum usai, penulis akhirnya memilih untuk pulang karena kebetulan hujan pun sudah agak reda sambil membawa segudang harapan kalau Tim Persib kali ini benar-benar bisa berbicara lebih banyak lagi, dan dapat mencapai target yang setiap kali diadakan launching yaitu menjadi juara. Akhir kata JAYALAH PERSIB, KAMI SELALU MENDUKUNGMU, SELAMAT BERJUANG!!!

07 Oktober 2009

DARI HATI KE HATI


Dari mana sesuatu itu berasal biasanya akan berhubungan dengan

Dari mana sesuatu itu berasal biasanya akan berhubungan dengan sesuatu yang sama dengan asal sesuatu itu, sampai sini kira-kira mengerti tidak ? tidak apa-apa soalnya ngerti nggak ngerti yang penting ngumpul. Jadi begini maksudnya, yaitu dari mana sesuatu itu berasal biasanya akan…tapi sepertinya ini ulangan dari yang pertama ya, ya sudah langsung saja perumpamaannya, jadi sebuah batu itu akan selalu dekat dan berhubungan dengan sebuah batu lagi, benar kan? Pasti benar, karena rasa-rasanya tidak mungkin sebuah batu akan berhubungan dengan sebuah piring yang berisi nasi dan lengkap dengan lauk pauknya seperti tahu, tempe, gepuk, sate kambing dan kerupuknya. Kemudian seperti mata yang berpandangan dengan mata lagi, terus apa lagi ya, ya seperti itulah pada dasar, esensi dan hakekatnya.

Seperti ketika seseorang yang sedang menyimpan masalah atau mepunyai masalah, kebanyakan lebih banyak diam dan apabila ingin dibicarakan maka tidak sembarangan untuk membicarakannya. Apalagi membicarakan masalahnya pada orang yang tidak dikenalnya, ya iyalah jangankan pada orang yang tidak dikenal, pada orang yang dikenal pun kadang sulit untuk membicarakan masalahnya, kenapa ya? Ya banyak sekali kemungkinannya, mungkin saja malu untuk membicarakannya karena masalahnya yang memang cukup memalukan seperti mencuri ayam milik teman, atau mengutang satu batang rokok dan belum dibayar selama dua setengah tahun, atau kemungkinan lainnya tidak ingin membicarakan masalahnya yaitu karena biasanya tidak ingin membebani siapapun lantas masalah itu disimpan dalam lubuk hati yang paling dalam lebih dalam dari lautan dan samudera, atau tidak ingin membebani karena masalahnya sama beratnya dengan satu buah peti kemas.

Terus apa yang kita lakukan agar orang yang sedang mempunyai masalah mau untuk membicarakannya? Mudah saja, kita bisa menerapkan uraian diatas mengenai sesuatu yang berhubungan dengan sesuatu yang sama, misalnya kita sering mendengar kalimat dari hati ke hati, nah jelas bukan? Bahwa hati akan berhubungan dengan hati, jadi ketika kita ingin mengajak seseorang untuk membicarakan masalahnya, maka kita bisa mengajaknya untuk berbicara dari hati ke hati, dengan cara seperti ini biasanya kebanyakan mereka yang mempunyai masalah bersedia untuk lebih terbuka, karena mereka yang mempunyai masalah menganggap berbicara dari hati ke hati merupakan cara yang cukup efektif dan kerahasiaannya tetap terjaga, sebab yang berbicara disini adalah hati dan didengar pun oleh hati lawan bicaranya, jadi tidak perlu mengeluarkan suara sekalipun kita berada di suatu tempat yang ramai, masalah kita tetap menjadi rahasia dan tidak akan diketahui oleh siapapun, jadi ketika kita mempunyai masalah dan ingin membicarakannya, maka cukuplah hati yang berbicara.