02 Agustus 2010

SEBIRU AIR LAUT

Rasanya sudah lama aku tak menyaksikan air laut yang digiring oleh angin kemudian bergulung menjadi kawanan ombak yang berlari menghampiri bibir pantai.
Suaranya menderu tapi itulah ketenangannya.
Siapa bilang itu berisik?
Berisik jikalau raga tak mengenalnya.
Rasanya aku terlalu lama di jalan raya.
Tapi sore itu, air sejuk yang berwarna sebiru air laut datang di hadapanku, tapi ia bukan datang untukku, ia tidak pula digiring oleh angin untuk berlari menghampiriku.
Suaranya di udara terdengar tenang, duduk melamun namun anggun.
Oh dikau pemilik kain sutra biru, yang sesekali selalu menatapku malu-malu, ombak yang berlari tidak mengajakmu, tapi malah mengajakku berbalik mengejarmu, memaksaku membawa segenggam pasir putih untuk kemudian kutaburkan sebagai pengganti kata-kataku yang hilang, dan dilembaran yang putih ini, adalah wujud dari pasir yang kutaburkan dengan rasa kagum.

Oktora 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar