25 September 2018

Sepakbola : kadang kesel tapi butuh


Nemu karya lama saya, drawing ini terinspirasi ketika sepakbola Indonesia sempat di banned oleh FIFA dan juga AFC dari kegiatan sepakbola baik lokal maupun internasional, karena gonjang ganjing yang terjadi di tubuh PSSI pada saat itu, makanya kenapa saya kasih tulisan di gambar itu "Sepakbola Indonesia Harus Istirahat". Sanksi yang diberikan oleh FIFA tentunya ada sisi baik dan ada sisi kurang mengenakannya, sisi baiknya adalah mungkin dengan sanksi yang diberikan bisa membuat orang-orang yang berkecimpung dalam sepakbola menyadari segala permasalahan yang terjadi dan segera memperbaikinya, dan yang kurang mengenakannya dan yang paling kencang terkena imbasnya adalah datang dari pelaku sepakbola yaitu para pemain, bayangkan saja mereka para pemain bola mencari nafkah dari sepakbola dan ketika kompetisi terhenti, apa yang terjadi? Udah kebayang kan?.
Sebagian membidik liga tarkam (antar kampung) demi membuat dapur terus ngebul.

Okey itu mah cuma selayang pandang terkait dari gambar saya itu. Dan dari gambar itu juga saya ingin menghadirkan korelasinya dengan apa yang terjadi kemarin sesaat sebelum partai Persib vs Persija, kejadian yang sangat memprihatinkan, membuat semua orang kecewa, marah, kesal dan lain sebagainya, udah pada tau kan? Dan sudah jadi berita nasional pula. Bukan cuma mengutuk perbuatannya tapi banyak juga yang akhirnya mempertanyakan sistem sepakbola kita, bahwa kejadian seperti ini seharusnya tidak terjadi dalam sepakbola, di negara manapun. Khususnya bagi supporter (saya juga supporter) dalam persepektif saya, supporter bagi sebuah klub adalah secara gambaran umun seolah seperti sebuah keterkaitan simbiosis mutualisme, yakin saling menguntungkan? Kalau yang saya rasain sih jadi supporter cuma dapet pride aja, selebihnya adalah buang buang uang, beli tiket, ongkos pergi ke stadion, beli Jersey dll. Kepuasannya tidak lebih dari 2 x 45 menit, pulang dari stadion cape, besoknya harus kembali lagi beraktifitas. Jadi apa yang didapatkan? Pride? Iya kalau pas klub yang kita dukung itu menang, sehari dua hari masih jadi obrolan sama temen, kalau kalah? Masih pride juga? Yang ada mencela klub nya.

Nah ini cuma sedikit gambaran aja, betapa jadi supporter janganlah anarkis, brutal dan barbar, terdengar agak klise sih ya "ah bisa aja lu, Kaya paling bener aja, udah kejadian kaya gini baru ngomong". Yaa kalau ga ada kejadian kaya gini juga saya gak akan nulis ini,  sampai sampai Kang Emil pun dengan kesal menulis "...lebih baik sepakbola gak pernah ada.. " hayoo mau gimana? Jadii balik lagi ke intinya jadilah supporter yang baik, karena kita ini sebagai supporter udah rugi banyak keluar uang, kalau ditambah dengan sikap anarkis, brutal dan barbar apalagi sampai membunuh, ruginya dobel bro,, rugi di dunia dan di akhirat. Kalau orang lain punya jargon "fanatik boleh, goblok jangan" atau "fanatik boleh, tolol jangan" kalau saya sih punya jargon sendiri "fanatik boleh, caper jangan". Semoga apa yang saya tulis di gambar itu ga terjadi lagi,,dan sepertinya harus diganti menjadi "Sepakbola Indonesia Harus Tetap Berjalan".

~ Ocke ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar