18 Agustus 2009

DI UJUNG TANDUK


Tanduk seperti yang kita ketahui adalah suatu benda yang biasanya muncul pada kepala seekor binatang, namun tidak semua binatang memiliki tanduk, hanya binatang-binatang tertentu saja yang memilikinya, mungkin saj yang memiliki tanduk ini adalah binatang dari kalangan ningrat atau yang mempunyai darah biru, dan biasanya bentuk dari tanduk ini mempunyai ujung yang runcing atau tajam. Kira-kira seperti itulah gambaran mengenai tanduk dari A sampai Z sudah dijelaskan secara rinci.

Perihal judul diatas kalimat di ujung tanduk kini sudah menjadi semacam istilah, apalagi saat kita menyaksikan tayangan infotainment dimana dalam acara itu diberitakan mengenai hubungan seorang selebritis yang menuju ambang kehacuran. Contohnya, “setelah sekian lama tidak muncul dilayar kaca, kini tersiar kabar bahwa kehidupan rumah tangga si fulan sudah berada diujung tanduk.” Begitulah kira-kira istilah di ujung tanduk ini digunakan, dan jika diperhatikan penggunaannya lebih kepada urusan-urusan rumah tangga dan kedengarannya pun memang sesuai.

Akan tetapi istilah di ujung tanduk ini sebenarnya bukan hnya dimonopoli oleh masalah-masalah dalam rumah tangga saja, tetapi dalam masalah pribadi pun istilah di ujung tanduk ini kerap kali digunakan hanya pada situasi-situasi yang cukup mendesak, dan sepertinya sudah tidak bias ditahan-tahan lagi salah satunya adalah sakit perut. Contohnya, “cepetan dong masa saya sakit perut nih sudah di ujung tanduk.” Dan kedengarannya memang tidak terlalu salah kan? Tidak tahu. Bahkan terdengar lebih santun dengan kata di ujung tanduk itu, dari pada menggunakan kata b*@#r yang dianggap terlalu vulgar jika digunakan di hotel berbintang lima, enam, tujuh, dst. Contohnya, saat seseorang menjadi tamu kehormatan dan menginap di hotel berbintang lima, pada sebuah jamuan makan malam tiba-tiba saja perutnya tidak bias lagi diajak kompromi, otomatis seketika itu yang terpikir adalah toilet, hendak bertanya kepada orang-orang yang sedang makan rasanya tidak mungkin dan tentunya akan malu jika ditanya alasannya apa. Maka dia pun berinisiatif mencari seorang office boy ke sekeliling hotel, dan setelah mencari-cari cukup lama dengan sakit perut yang masih terasa akhirnya orang itu pun menemukan juga sang office boy, dan tanpa basa basi lagi dia pun langsung bertanya.

“maaf mas kalau toiletnya di sebelah mana ya?”.

“wah kalau toilet masih di lantai tiga! Emang si mas ini mau apa ke toilet?”

“ saya sakit perut mas mau b*@#r !!”

Mendengar kalimat yang terakhir itu si office boy langsung kaget dan wajahnya berubah, dan dengan agak ketus office boy itu langsung berbicara sambil menunjukkan tangannya ke arah gudang dipojok tempat acara makan malam itu berlangsung.

“tuh kalau mau b*@#r disana!!”

“lho kalau toilet yang dilantai tiga buat apa mas?”

“kalau yang dilantai tiga khusus buat yang sudah di ujung tanduk.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar