08 Januari 2010

ARUS

Waktu...

Apakah benar kau perjalanan hidup?

Apakah benar kau angka-angka dalam almanak?

Apakah benar kau perputaran jarum dalam sebuah jam dinding?

Waktu...

Ternyata kau tetap bis!

Baiklah aku bantu kau menjawabnya

Waktu...kau adalah arus.

Arus yang deras.

Menghantam siapa saja yang diam bertopang dagu.

Menghantar siapa saja yang mempunyai perahu.

Teori picik mengatakan

Jika diam akan jatuh miskin.

Jika bergerak akan kaya raya.

Memang ada benarnya!.

Yang membantah tidak kalah asyik.

Diam memang tidak bergerak, jatuh miskin karena hanya tidak di beri kesempatan.

Bursa aktifitas selalu membludak.

Tapi yang berhasil beraktifitas tidak begitu membludak.

Bergerak memang lebih baik dari diam..

Menjadi kaya (mendapat uang) karena uluran tangan.

Seorang sopir angkot pun berkata

Inilah arus kehidupan.

Materi menggeledah jati diri.

Arus yang miskin ya semakin miskin.

Arus yang kaya ya semakin raya.

Karena arus tak bisa bendung.

Maka seperti itulah panoramanya.

Aku terpaksa lupa menjadi kaya.

Biarlah menjadi miskin tapi kaya oleh kata-kata.

Kata-kata, katanya bisa melawan arus kezaliman!.

Bandung, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar